Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri dan Cara Mengatasi Gaya Hidup Hedonisme, Akurat dan Tepat!

Gaya hidup hedonisme adalah ungkapan yang mungkin pernah Anda dengar dalam percakapan biasa. Istilah ini banyak digunakan untuk menggambarkan gaya hidup mewah yang harus dihindari.

Alasannya, alih-alih menjadi pengaruh yang membangun, hedonisme cenderung mengarah pada gaya hidup yang tidak sehat dan pemborosan di masa depan. Lantas, apa sebenarnya hedonisme itu? Langsung saja simak ulasannya dibawah ini!

Cara mengatasi gaya hidup hedonisme

Apa Itu Gaya Hidup Hedonisme?

Hedonisme berasal dari kata Yunani 'hedone', yang berarti kesenangan. Hedonisme adalah ideologi atau cara hidup yang berpandangan bahwa kebahagiaan hanya bisa didapatkan dengan mencari kesenangan sebanyak-banyaknya sembari menghindari emosi yang tidak diinginkan.

Sedangkan pengertian hedonisme dalam konteks gaya hidup mengacu pada tindakan dan kebiasaan yang berpusat pada pemuasan keinginan dan kenikmatan pribadi.

Seperti makan, minum, dan berbelanja secara berlebihan, serta menghabiskan waktu dan uang untuk kegiatan yang hanya memuaskan keinginan pribadi saja. Itu artinya, hedonisme terkait erat dengan kekayaan, kegembiraan batin, kekuasaan, dan kebebasan.

Ciri-ciri Gaya Hidup Hedonisme

Gaya hidup hedonisme adalah cara hidup yang beranggapan bahwa jika manusia terus mencari kesenangan dan menghindari kesedihan, maka ia akan bahagia. Mereka akan menjadikan kesenangan sebagai tujuan hidup. Adapun orang yang memiliki ciri-ciri hedonisme adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama

Ciri utama hedonisme adalah tidak pernah merasa puas, selalu menginginkan lebih, dan terus-menerus menghilangkan emosi ketidaknyamanan atau lari dari hal-hal yang dianggap beban. Mereka percaya bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap manusia, terutama dirinya sendiri.

2. Konsumtif

Sifat konsumtif dapat dikatakan sebagai sifat mutlak yang dimiliki oleh kaum hedonis. Mereka akan mencari cara untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan, baik itu kebutuhan atau keinginan.

Singkatnya, gaya hidup hedonisme tidak memiliki skala prioritas. Tidak mengherankan jika banyak dari mereka tidak memiliki tabungan atau aset.

Gaya hidup hedonistik sering diasosiasikan dengan materialisme, keyakinan bahwa kepemilikan dan pengalaman memberikan kenikmatan dan kepuasan.

Orang yang menjalani gaya hidup hedonistik seringkali merasa tidak puas dengan kehidupannya dan mencari kesenangan dan kepuasan yang lebih besar melalui konsumsi.

3. Pilih-pilih Teman

Gaya hidup hedonisme menyebabkan orang mengkotak-kotakkan lingkaran pertemanannya. Mereka cenderung pilih-pilih teman dan akan memprioritaskan orang yang mereka yakini dapat menguntungkan mereka saja.

Mereka bukan tipe orang yang berteman dengan orang yang tidak aman secara finansial atau bukan orang kaya yang tidak menikmati kesenangan seperti mereka.

4. Ingin Segala Sesuatu yang Serba Mewah

Orang yang menjalani gaya hidup hedonisme lebih memilih hidup mewah dan larut dalam gemerlap dunia. Ada dua kategori orang yang memiliki sifat ini. Pertama, mereka yang memiliki kemampuan finansial.

Kedua, individu yang lebih suka memanipulasi keadaan dan bersedia melakukan apa saja untuk mencapai gaya hidup yang diinginkan. Tipe kedua lebih ekstrim dan akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, termasuk berutang dan menggadaikan barang yang dimiliki untuk konsumsi.

5. Cenderung Anti Sosial

Selain pilih-pilih teman yang sependapat dengannya, kaum hedonis juga memiliki kecenderungan anti sosial, yang disebut sebagai 'ansos'. Mereka egois, hanya mementingkan diri sendiri, atau tidak memiliki kepekaan sama sekali.

Cara Mengatasi Gaya Hidup Hedonisme

Setiap masalah pasti ada solusinya, begitu pula dengan gaya hidup hedonis. Ada berbagai hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hedonisme, beberapa di antaranya adalah:

1. Definisikan Tujuan Hidup Anda

Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan dan mendefinisikan kembali tujuan hidup Anda. Berkonsentrasilah pada sesuatu yang akan memberi Anda kenikmatan dan makna jangka panjang dalam hidup.

2. Kurangi Kegiatan yang Tidak Bermanfaat

Hedonisme dan kesenangan saling terkait erat. Sayangnya, tidak semua hal baik bermanfaat bagi kita. Karenanya, cobalah untuk menghindari aktivitas yang tidak bermanfaat bagi Anda.

3. Temukan Kebahagiaan dalam Hal-Hal Sederhana

Carilah kebahagiaan dari hal-hal kecil namun bermakna. Misalnya membaca buku, berbincang dengan teman dekat atau anggota keluarga, berkebun, berolahraga, atau membantu orang lain.

4. Mintalah Dukungan Dari Orang Terdekat

Diskusikan kekhawatiran Anda dengan orang-orang terdekat dan yang Anda percayai sepenuhnya. Bimbingan dan dorongan mereka berfungsi sebagai penguat untuk membuat penyesuaian positif dalam hidup Anda.

5. Carilah Bantuan Profesional

Jika Anda kesulitan mengatasi gaya hidup hedonisme, carilah bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor.

6. Ubah Lingkup Pertemanan Anda

Salah satu poin penting untuk membentuk kepribadian kita adalah lingkungan tempat kita tinggal, salah satunya adalah lingkup pertemanan.

Jika Anda yakin bahwa kelompok teman Anda saat ini menekan untuk menjadi orang yang bahagia dengan membeli dan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat, inilah saatnya untuk mengubah lingkaran pertemanan tersebut.

7. Pahami Bahwa Kebahagiaan dan Kepuasan Tidak Datang dari Konsumsi

Dalam hidup, kebahagiaan dan kepuasan hidup diperoleh dari hal-hal yang lebih penting, seperti hubungan yang baik, kesehatan, dan kontribusi yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Penutup

Tidak bisa dipungkiri, ada banyak dampak negatif dari kebiasaan hedonisme ini. Misalnya seperti gaya konsumtif yang berlebihan, suka menghambur-hamburkan uang, tidak memiliki dana darurat hingga memiliki banyak hutang.

Nah, itu tadi pembahasan ciri dan cara mengatasi gaya hidup hedonisme. Seperti yang kita tahu, hedonisme hanya membawa kesenangan dan kebahagiaan sesaat, dan justru bisa menyebabkan masalah jangka panjang.  Mulai dari kesehatan yang memburuk, masalah keuangan, dan masalah sosial lainnya. Jadi, sudah sepatutnya kita hindari ya!